ISIS Klaim Lakukan Serangan Maut di Jakarta

berantasnews, Jakarta
Kantor berita Aamaq yang terkait ISIS menyatakan serangan di kawasan kelas atas di Jakarta Pusat itu “menarget warganegara asing dan pasukan keamanan yang bertugas melindungi mereka.”
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terpadu bom dan senjata api pada hari Kamis (14/1) di Jakarta yang menewaskan tujuh orang, termasuk lima penyerang.
Kantor berita Aamaq yang terkait ISIS menyatakan serangan di kawasan kelas atas di Jakarta Pusat itu “menarget warganegara asing dan pasukan keamanan yang bertugas melindungi mereka.”
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas POLRI Anton Charliyan mengatakan sebuah kelompok berafiliasi dengan ISIS kemungkinan besar di balik serangan itu, dan bahwa para penyerang kemungkinan besar berupaya meniru serangan-serangan teror baru-baru ini di Paris.
Kepala polisi Jakarta, Tito Karnavian, mengatakan, seorang warga Indonesia di Suriah bertanggung jawab. “Semua pemimpin ISIS di Asia tenggara bersaing untuk menjadi pemimpin regional”.
Tito Karnavian mengatakan kepada para wartawan, “Karena itulah tokoh ISIS Indonesia, Bahrun Naim merancang serangan ini.
Kekerasan itu dimulai dengan serangkaian ledakan menjelang tengah hari di kawasan dekat pusat perbelanjaan kelas atas, hotel-hotel mewah, kantor-kantor kedutaan besar dan gedung-gedung perkantoran lainnya. Secara keseluruhan, ada enam ledakan yang dilaporkan.
Militan terlibat dalam baku tembak sengit dengan polisi sepanjang hari. Pada sore hari, pihak berwenang menyatakan serangan berakhir, seraya menyatakan lima militan tewas. Dua orang lainnya, seorang warga negara kanada dan seorang warga Indonesia juga tewas, kata polisi.
Jalan Thamrin, jalan raya utama tempat terjadinya serangan, kini telah dibuka kembali. Selagi membersihkan kawasan itu, polisi menyatakan mereka mendapati satu bom besar dan lima bom kecil yang belum meledak. Belum jelas mengapa bom-bom tersebut tidak meledak.
Juga belum jelas mengapa ISIS memilih menyerang Jakarta. Pihak berwenang Indonesia pada November lalu menerima ancaman dari ISIS mengenai serangan terpadu di ibukota.
“Sekitar Natal dan Tahun Baru ada ancaman dari ISIS bahwa mereka akan melakukan apa yang mereka sebut ‘konser’ di Jakarta, artinya mereka akan meledakkan bom di beberapa tempat secara bersamaan,” kata wartawan VOA Frans Demon.
Seorang saksi mata mengatakan kepada VOA bahwa sedikitnya satu serangan terjadi di dekat sebuah pos polisi, sementara satu lainnya terjadi di luar sebuah kedai kopi Starbucks. Starbucks kemudian menyatakan menutup seluruh gerainya di Jakarta sebagai pengamanan.
“Ini kawasan perbelanjaan dengan restoran-restoran dan gedung-gedung perkantoran yang sangat populer. Sekitar 50 meter dari sana terletak kantor PBB. Kedutaan Besar Amerika sekitar 400 atau 500 meter dari sana, tidak jauh dari istana presiden. Jadi ini tempat yang lokasinya benar-benar di tengah,” kata Demon.
Kedutaan Besar Amerika di Jakarta menyatakan akan tetap tutup hari Jumat (15/1) sebagai tindakan berjaga-jaga menyusul serangan hari Kamis.
Menurut para saksi mata, beberapa ledakan disebabkan oleh pelaku serangan bom bunuh diri, meskipun pejabat kepolisian menyatakan para penyerang melemparkan granat sewaktu mereka berlalu dengan sepeda motor.
Presiden Joko Widodo, berbicara di sebuah stasiun televisi setempat, mengutuk “aksi-aksi teror” itu, seraya menekankan pihak berwenang sedang berupaya menanggulangi situasi.
“Bangsa dan rakyat kita tidak boleh takut. Kita tidak akan dikalahkan oleh aksi-aksi teror ini. Saya berharap masyarakat tetap tenang,” kata presiden, yang sedang melawat ke Jawa Barat.
Para pemimpin di kawasan juga menyatakan belasungkawa dan meningkatkan langkah-langkah keamanan.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengutuk kekerasan itu dan menawarkan “bantuan apapun yang mungkin diperlukan Indonesia untuk menanggapi serangan-serangan ini.”
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan ia “terkejut dan sedih” oleh serangan itu. Malaysia “siap membantu dengan cara apapun,” katanya melalui Twitter.
Kepolisian Malaysia menyatakan mereka meningkatkan kewaspadaan keamanan ke “tingkat tertinggi,” menambah patrol polisi di tempat-tempat umum dan meningkatkan pemantauan terhadap para tersangka teroris.
Di Singapura, para pejabat menyatakan mereka “sangat terkejut” atas serangan di Indonesia dan juga meningkatkan langkah-langkah keamanan.
Indonesia, negara yang mayoritas penduduknya Muslim, telah menjadi sasaran beberapa serangan teroris. Yang menonjol adalah serangan bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, kebanyakan turis asing.
Sebelum hari Kamis, serangan terakhir terhadap orang-orang asing adalah pengeboman ganda di sebuah hotel di Jakarta pada tahun 2009.
Jakarta telah lama memperingatkan mengenai ancaman rekrutmen oleh ISIS dan kelompok-kelompok ekstremis lain. Ratusan orang Indonesia diyakini telah pergi untuk ikut berjuang bersama ISIS di Suriah dan Irak. (BN)

CATEGORIES
Share This