Atla Sastro: Membangun Personal Branding Mahasiswa Era Digital di Kalimantan Barat melalui Komunitas TikTokers Lintas Perguruan Tinggi

Atla Sastro: Membangun Personal Branding Mahasiswa Era Digital di Kalimantan Barat melalui Komunitas TikTokers Lintas Perguruan Tinggi

BN – Di tengah semangat transformasi digital dunia pendidikan di Kalimantan Barat, muncul sosok muda inspiratif bernama Atla Sastro. Ia dikenal sebagai mahasiswa visioner sekaligus Ketua Komunitas TikTokers Mahasiswa Lintas Perguruan Tinggi Kalimantan Barat, yang berhasil menjadikan media sosial — khususnya TikTok — bukan sekadar ruang hiburan, melainkan ruang edukasi, kolaborasi, dan pembentukan jati diri mahasiswa era digital.
Bagi Atla, mahasiswa hari ini tidak cukup hanya cerdas secara akademik. Mereka juga harus mampu membangun personal branding yang positif dan bermanfaat, menegaskan identitas sebagai insan akademik yang produktif, komunikatif, beretika, serta memiliki kontribusi nyata bagi masyarakat. Dalam pandangannya, personal branding di dunia digital adalah cara mahasiswa menampilkan nilai diri dan keilmuan, bukan sekadar mencari pengakuan atau popularitas.
Melalui komunitas yang ia pimpin, Atla menggerakkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kalimantan Barat untuk berkolaborasi menciptakan konten edukatif dan bermakna — mulai dari isu hukum, sosial, budaya, lingkungan, hingga sejarah lokal. Komunitas ini melaksanakan berbagai program unggulan seperti Digital Talk Campus, Kelas Kreatif Konten Akademik, dan TikTok Live Edukasi Kampus, yang semuanya dirancang untuk membangun kemampuan berpikir kritis, berbicara ilmiah, serta berkomunikasi publik secara cerdas dan santun.
“Mahasiswa Kalimantan Barat harus bisa menjadi wajah baru pendidikan digital Indonesia. Bukan hanya mengikuti tren, tapi menciptakan arah dan nilai baru dalam dunia maya,” ujar Atla dalam salah satu sesi TikTok Live Edukasi Kampus yang diikuti mahasiswa lintas kampus.
Komunitas ini juga menekankan tiga nilai utama dalam pengembangan karakter mahasiswa era digital:

1. Authenticity (Keaslian Diri) — menjadi diri sendiri sesuai minat dann keilmuan.
2. Integrity (Integritas Digital) — menjaga etika dan kejujuran dalam setiap konten.
3. Utility (Kemanfaatan Sosial) — memastikan setiap karya digital membawa manfaat bagi masyarakat luas.

Melalui pendekatan tersebut, Atla menginspirasi mahasiswa Kalimantan Barat untuk menjadi “Influencer Akademik” — sosok muda yang bukan hanya viral, tetapi juga berilmu, berkarakter, dan berpengaruh positif.

“Dari Kalimantan Barat, kami buktikan mahasiswa juga bisa viral karena ilmu,” tegas Atla Sastro. Ia ingin membuktikan bahwa mahasiswa dapat menggunakan teknologi digital untuk memperkuat peradaban, memperluas jangkauan edukasi, dan menumbuhkan nilai moral serta sosial di ruang maya.

Kiprah Atla bersama komunitasnya mendapat apresiasi dari berbagai pihak, baik akademisi maupun publik. Gerakan ini dinilai sebagai contoh konkret penerapan semangat Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, di mana mahasiswa bebas berkreasi, berpikir kritis, dan berkolaborasi lintas disiplin untuk menghadirkan perubahan.

Komunitas TikTokers Mahasiswa Lintas Perguruan Tinggi Kalimantan Barat kini telah menjadi wadah pembentukan karakter mahasiswa yang kreatif, santun, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan semangat kearifan lokal dan visi global, Atla Sastro berhasil menghadirkan wajah baru mahasiswa Kalimantan Barat: cerdas digital, berakar budaya, dan berdaya ubah sosial.
#AtlaSastro #MahasiswaKalbar #TikTokEdukasi #KomunitasTikTokersKalbar #DigitalLeadership #PersonalBrandingMahasiswa #KampusKreatif #LintasPerguruanTinggi #KalimantanBarat #InfluencerAkademik

CATEGORIES
TAGS
Share This