Penguatan Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak Jaman Now

( Berantasnews ) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga.

Direktorat ini diharapkan mampu memberikan penguatan prestasi belajar siswa, dan terutama pendidikan karakter dan kepribadian.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga memiliki program penanganan perilaku, seperti bullying, serta pendidikan penanganan remaja yang bermasalah.

Program tersebut adalah program dalam rangka meningkatkan peran aktif orangtua siswa, serta wali atau orang dewasa yang memiliki tanggung jawab bersama dalam pendidikan anak. Khususnya pendidikan karakter atau prilaku atau akhlak anak itu, lebih kepada peran orang tuanya karena hal ini berkaitan dengan kehidupan sehari hari anak dirumah dari umur nol tahun ( usia dini ) sampai dewasa.
Jadi Peran orang tua dalam pendidikan anak anaknya memiliki peran sangat utama selain disekolah, karena patokan prilaku anak itu baik dan tidaknya di manapun ia berada, di sekolah ataupun di lingkungan masyarakat, adalah apakah orang tua berperan atau tidaknya dalam mendidik anaknya?.
Dalam hal ini kita akan mengfokuskan peran orang tua, bagaimana mendidik anaknya sesuai dengan zamannya, dari segi metode dan teknik yang efektif agar anak anak kita kelak menjadi pemimpin yang mampu bersikap dan berperilaku baik, adil jujur dan beradab, sesuai norma norma yang berlaku.

Di zaman yang modern ( zaman now ) ini kita harus mampu menyesuaikan kondisi yang berlaku sekarang di mana cara mendidik juga harus fleksibel sesuai zamannya.
Hal ini dikarenakan mereka hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu, pesan ini memiliki makna yang sangat mendalam, karena kita selalu membanding-bandingkan masa anak kita dengan masa lalu kita dulu yang merupakan tolak ukur yang dianggap paling baik dan benar.

Kita sering lupa bahwa zaman sudah berubah, pendidikan pada zaman dulu kita dibesarkan berbeda dengan sekarang, oleh karena itu zaman sekarang kita membutuhkan cara-cara/ metode atau strategi yang lebih mengena sesuai zamannya namun intinya tetap dengan kesabaran, kasih sayang dan keteladanan.

Apabila kita sebagai orang tua mendidik anak dengan cara yang tidak baik, yaitu misalnya dengan cara cara kekerasan maka suatu saat nanti ia akan meniru atau mengikuti apa yang pernah orang tuanya lakukan terhadap dirinya, demikian sebaliknya, apabila perlakuannya dengan kasih sayang dan kebaikan maka ia akan tumbuh sebagai anak yang baik yang memiliki akhlak dan prilaku yang baik pula.

Maka dari itu pendekatan yang baik ialah pendekatan kasih sayang dengan penuh perhatian, apa yang menjadi kebutuhan anak anak adalah kedekatan anak dengan orang tua sehingga apa yang ingin orang tua sampaikan bisa diterima anak karena dengan pemahaman yang baik, apakah itu pemahaman spiritualitas keagamaan, bagaimana berakhlak dan berprilaku yang baik, yang pada akhirnya menuju kepada akhlak yang mulia.

Di sini akan dijelaskan apa saja yang membedakan anak anak zaman sekarang ( zaman now ) dengan anak anak zaman dahulu agar orang tua mampu menentukan teknik atau strategi yang benar dalam mendidik anak :

1. Kemampuan berpikir
Kebanyakan anak anak zaman sekarang lebih kritis, selalu ingin mendapatkan penjelasan yang lebih masuk akal dan logis.

2. Cara Pandang
Cara Pandang anak anak yang cendrung berbeda dengan sudut pandang dan pemikiran orang tuanya.

3. Berani mengungkapkan
Anak anak zaman sekarang lebih berani mengemukakan pikiran dan pendapatnya bahkan berdebat antara anak dan orangtua.

Dalam mendidik anak, Anda harus memahami Mengapa Anak Zaman sekarang berbeda dengan anak anak zaman dahulu?

1. Perkembangan Teknologi media elektronika, HandPhone, media sosial dan lainnya.
Teknologi media memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan prilaku anak.
Terutama program yang ditayangkan hal hal yang bersifat kekerasan, glamour, seks dan hal hal sifatnya merusak, ini dikarenakan anak anak paling mudah mencontoh atau meniru dalam bentuk gambar dan film yang ada ditelevisi dan internet melalui smartphone.

2. Jenis Makanan dan Asupan Gizi
Gizi salah satu penentu juga kemampuan otak anak . Bandingkan, mana yang lebih baik , asupan gizi anak kita sekarang apa asupan Gizi pada saat kita masih kanak kanak dulu?
Sudah pasti anak anak sekarang lebih baik asupan Gizinya. Maka lebih kritis anak zaman sekarang.

3. Budaya berkembang sesuai dengan zamannya.
Zaman sekarang ini mengidentikkan yang berbudaya itu adalah kemewahan, kecantikan dalam bentuk tubuh yang molek.
Zaman sekarang ini lebih kepada budaya Sinetron yang menyuguhkan adegan percintaan, kekerasan, perselingkuhan, aborsi, iri dengki, balas dendam dan lainnya yang ditayangkan setiap hari di televisi. Sehingga dijadikan model atau cara pandang anak anak sekarang dalam kehidupan sehari hari.
Misalnya adegan percintaan sampai mabuk kepayang sehingga banyak yang sudah seperti hubungan suami istri, dan terjadi pernikahan diusia dini, sehingga tidak siap menjalankan kehidupan berumah tangga yang ujung ujungnya terjadi perceraian, sehingga mengakibatkan anak jadi korban, dan lebih parah lagi hal ini bisa menyebabkan aborsi.

Untuk itu mari kita siapkan anak anak kita agar supaya memiliki karakter, berakhlak mulia agar dalam menyongsong kehidupan yang penuh dengan berbagai tantangan ini ia tidak terpengaruh sedikitpun karena sudah tertanam dalam dirinya paham yang baik dan benar yaitu berakhlakulkarimah.

Maka dari itu , jika kita ingin anak-anak kita maju maka kita harus mengajaknya untuk selalu berpikiran ke depan, selalu memberikan pemahaman bagaimana berprilaku yang baik berlandaskan norma agama, secara terus menerus dengan penuh kesabaran, bukan sebaliknya.
Hampir semua anak, mulai usia prasekolah hingga remaja sering kali membuat masalah, betapapun sempurnanya orang tua mereka. Hal ini terjadi dikarenakan pada dasarnya belum tertanamnya akhlak yang mulia kepada seorang anak, yang ia hanya memiliki keinginan dasar sendiri yang pada dasarnya tidak sesuai dengan norma norma agama.

Masalah mulai muncul manakala keinginan dasar anak secara naluriah tersebut bertentangan dengan nilai-nilai kepatutan atau norma norma agama.

Perbedaan keinginan dasar anak dengan nilai-nilai kapatutan ini terus berlangsung sejak usia mereka masih balita hingga tumbuh dewasa. Namun sayangnya, kebanyakan orang tua tidak menyadari jika anak anak mereka membutuhkan waktu ( tidak Instan ) utk menyesuaikan antara keinginan keinginan dasar mereka sendiri dengan nilai nilai kebaikan dan kepatutan atau norma norma.

Akibatnya, bukannya memberikan pemahaman kepada anak sejak dini secara bertahap dan berkesinambungan dengan kesabaran dan kasih sayang tetapi sebaliknya melakukan intervensi yang berlebihan seperti dalam bentuk larangan dengan bentakan, teriakan, atau bahkan mungkin kekerasan pukulan yang sering kali melukai perasaan si anak, seakan akan memandang anak sebagai sesuatu yang membebankan dengan maksud agar anak berubah secara instan.

Padahal anak belum mengerti apa yang ia lakukan itu salah apa benar tetapi sudah langsung di hukum bahwa ia bersalah, padahal anak anak itu seperti kertas putih yang belum mengerti sama sekali apa yang ia lakukan itu salah.

Maka dari itu kita sebagai orang tua harus memberikan peran yang maksimal dengan memberikan penjelasan dan pemahaman terus menerus dengan kesabaran dan kasih sayang serta meberikan suri tauladan kebiasaan kebiasaan atau habit yang baik kepada anak anaknya sedini mungkin.
Dalam mengasuh anak banyak metode yang bisa digunakan sehingga anak tidak merasa terbebani, dengan metode metode yang lebih bisa diterima anak anak misalnya metode Hipnosis. Hipnosis pada anak merupakan sebuah keadaan yang ada pada gelombang pikiran alpha dan theta yang fenomenanya seperti perasaan melamun atau berimajinasi Dalam keadaan hipnosis, seseorang menjadi fokus secara selektif dan berkonsentrasi atas ide utama atau gambaran ( dengan atau tanpa relaksasi ). Sasaran spesifiknya adalah pencapaian beberapa tujuan atau menyadari beberapa potensi potensi dalam diri anak tersebut.

Dalam keadaan hipnosis, seorang anak mudah menerima saran saran positif yang berguna bagi perkembangannya, mulai dari masa kanak kanak hingga remaja. Saran saran positif tersebut akan terus tersimpan di dalam pikiran bawah sadar mereka yaitu tentang segala sesuatu bersifat positif yang berguna dalam mengisi sisi kejiwaan dan emosional.

Metode hipnosis yang dapat dipraktikkan pada anak anak tidak selalu identik dengan terapi terhadap permasalahan permasalahan yang umumnya terjadi pada anak anak, seperti gangguan emosional pada anak.

Hipnosis pada anak anak juga dapat ditekankan untuk mempersiapkan potensi potensi yang ada pada diri anak. Hal itu sangat berguna bagi proses tumbuh kembang anak.

Keberhasilan metode hipnosis pada anak dapat dilihat dari terciptanya sebuah fokus, keputusan, dan kontrol dari anak tersebut dengan tetap memperhatikan kesukaan anak dalam menggunakan kemampuan imajinasi mereka.

Jadi, hipnoterapis yang paling tepat bagi seorang anak adalah orang tuanya sendiri.
Sebenarnya, teknik hopnosis untuk anak lebih ke arah hipnosis secara tidak langsung.

Hal ini berarti bahwa inti dari teknik hipnosis untuk anak adalah bagaimana membangun hubungan komunikasi yang tepat dan efisien antara orang tua dan lingkungan sekitanya terhadap anak mereka.

Kegiatan ini dapat diberikan dengan memanfaatkan aktifnya gelombang alpha atau theta ketika anak menjelang tidur. Dalam kondisi tersebut sebuah sugesti sugesti sederhana dapat dibisikan kepada anak untuk tujuan tertentu, misalnya agar anak rajin belajar, menurut pada orang tua, dan sebagainya. Dengan aktifnya gelombang alpha atau theta ketika seorang anak mencapai kondisi yang relaks, pesan dari orang tuanya dapat segera sampai kepikiran bawah sadar sang anak tersebut.

Pesan yang disampaikan bisa dalam bentuk cerita atau dongeng yang bekaitan dengan prilaku  anak yang baik. Cara ini lebih efektif jika dibandingkan dengan pemberian sugesti kondisi anak sedang dalam kondisi aktif, yaitu saat gelombang otaknya berada pada gelombang beta.

Selain metode hipnosis dalam mengasuh anak masalah hiperaktivitas dan perilaku lainnya sering bersumber dari gangguan fisiologis, bukan psikologis saja.
Makanan yang mengandung kafein, gula atau zat zat yang lainnya yang menimbulkan hiperaktivitas bahkan mempengaruhi syaraf otak anak misalnya anak anak yang suka minum minuman bersoda hanya beberapa sesap bisa mengalami reaksi yang sama dengan orang dewasa yang meminumnya dua atau tiga kaleng, apalagi anak anak yang sudah merokok, meminum minuman keras bahkan Narkoba sangat mempengaruhi perilaku anak tersebut.

Teknik teknik mengasuh anak yang paling efektif dapat tidak berfungsi jika anak anda tidak mampu fokus memberikan perhatian akibat gangguan fisiologis tadi. Jadi, jangan pernah meremehkan apa yang anak anda konsumsi terhadap tingkah laku anak anda.

Teknik selanjutnya berilah anak anda perasaan bahwa dia memiliki kewenangan untuk mengatur apa yang terjadi dalam hidupnya. Jika Anda memberikan ilusi kendali, dia akan lebih mau bekerjasama. Berilah dia pilihan. Jadikan dia sebagai bagian aktif dari proses yang ada dengan memberinya pilihan yang mengisyaratkan kerjasama. Misalnya, dari pada berkata, “maukah kamu menyantap makan siangmu di meja makan?” Anda bisa mengatakan “Apakah kamu ingin duduk di kursi yang menghadap TV, atau kamu lebih suka duduk di meja makan yang menghadap ke jendela itu?”. Begitu ia menetapkan pendiriannya, maka dia akan mengikutinya.
Namun, harus dikatakan bahwa pemberian keleluasaan kepada anak tanpa batasan yang tepat, bisa juga menimbulkan masalah masalah kedisiplinan yang serius. Anak membutuhkan patokan patokan dan akan terdorong untuk mengikuti patokan patokan itu. Dengan tidak diberikan batasan yang tepat, anak akan bertingkah laku semaunya dan bahkan suka melawan.

Teknik lainnya bagaimana Anda membujuk anak Anda agar melakukan apa yang terbaik untuknya? Terjemahkan fakta fakta sulit ke dalam sesuatu yang pernah dialaminya. Misalnya, jika Anda ingin agar dia menyikat giginya, maka memberitahu bahwa giginya akan berlubang jika dia tidak rajin menyikat gigi, tidak akan berarti apa apa baginya. Lebih baik, katakanlah kepadanya bahwa kita menyikat gigi kita agar bisa menikmati makanan yang kita sukai. Dia tidak memiliki kerangka rujukan tentang gigi berlubang, tetapi dia tentu mau menyikat gigi untuk merasakan lezatnya makanan.

( oleh : Abang Zainudin, SE )

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS