Bekasi – Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2008-2009 sudah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 150 juta untuk pembangunan kantor Sekretariat Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kab.Bekasi yang berlokasi di Kp Bugelsalam Kelurahan Serta Jaya Kecamatan Timur. Saat itu selaku Ketua KTNA Kab.Bekasi dijabat oleh H. Saomang dan Sekretarisnya yaitu H. Didi, namun kantor Sekretariat tersebut kini sudah berubah menjadi bangunan perusahaan.

Informasi yang dihimpun wartawan Berantasnews dilapangan, ternyata kantor Sekretariat tersebut sudah dialihkan dan tanahnya pun sudah dijual dengan harga yang cukup fantastis.

‘’Kantor Sekretariat yang di Bugelsalam Kelurahan Serta Jaya itu sudah dialihkan di Desa Kertamukti Kecamatan Cibitung, luas tanah kantor KTNA yang lama yaitu 225 meter persegi dijual dengan harga per meter Rp 1,5 juta, pada tahun 2012 dibelikan tanah sawah di Kertamukti Cibitung seluas 700 meter persegi dengan harga per meter Rp 200 ribu,’’ kata Ketua KTNA H. Saomang kepada berantasnews baru-baru ini.

Dijelaskan H. Saomang, ketika membeli lahan baru untuk kantor Sekretariat KTNA, itu hasil kesepakatan bersama dan kenapa sampai saat ini pembangunan kantor Sekretariat KTNA itu mangkrak.

‘’Anggaran untuk pembangunan kantor Sekretariat yang baru itu uangnya di pinjam-pinjamkan oleh pengurus KTNA yang baru, wajar saja kalau pembangunannya mangkrak,’’ kelitnya.

Ada yang aneh saat wartawan berantasnews mengkonfirmasi H.Didi selaku Sekretaris, karena saat dipertanyakan terkait anggaran dan mangkraknya pembangunan kantor Sekretaria KTNA sangat jelas menutup nutupi dan terkesan menantang seakan tidak berdosa, dan terlontar ucapan ‘ya sudah bang koranin saja memang tugas abang sebagai media.

‘’Udah koranin saja saya tidak mau terlalu jauh menjawabnya nanti salah paham, semua ketua yang lebih tahu, baik ketua lama (H. Saomang) maupun yang baru (H. Daris) saya tidak tahu apa-apa saya hanya anggota yang tidak tahu, walau pun saya tahu saya tidak akan menjawab,’’ imbuhnya dengan sinis.

H. Didi Sekretaris KTNA Kab, Bekasi.

H. Didi Sekretaris KTNA Kab.Bekasi.

Sementara itu H. Daris selaku ketua KTNA yang baru saat di konfirmasi terkait pembangunan kantor Sekretariat mengatakan, pada saat serah terima jabatan,lahan untuk KTNA yang berupa tanah sawah itu sudah ada bahkan ada sisa anggaran yang ditransfer ke rekening itu hanya sebesar Rp80 juta.

‘’Saat sertijab itu ada penyerahan surat akta jual beli (AJB) pembelian tanah sawah untuk KTNA, bukan sertifikat ya tapi AJB, dan uang Rp 80 juta dan bangunan Sekretariat KTNA tidak selesai anehnya lagi ada bahasa dananya juga ada yang di pinjam pinjamkan, justru H. Didi dan H. Saomang lah yang berperan dengan pembelian tanah sawah untuk KTNA yaitu di Desa Kerta Mukti Cibitung,’’ bebernya, seraya mengatakan lagi, saat serah terima hanya bentuk AJB dan uang sebesar Rp 80 juta.

Keterangan selanjutnya dijelaskan Ahmad Matin sebagai Sekretaris KTNA di struktur yang baru dan ketuanya H. Daris bahkan dirinya tidak terima ketika dituding terkait adanya anggaran yang dipinjam pinjamkan oleh pengurus KTNA yang baru sehingga pembangunan kantor Sekretariat mangkrak.

‘’Untuk pembelian lahan sawah untuk KTNA memang benar atas kesepakatan bersama dengan alasan bahwa kantor seketariat KTNA itu harus berhubungan dengan para petani dan pertanian dan bila hasil penjualan anggarannya di pinjam-pinjamkan, saya tidak terima dengan tuduhan itu,’’ kilahnya.

H. Didi dan H. Saomanglah kata Ahmad Matin yang lebih jelas, dirinya sangat geram ketika dituding terkait adanya anggaran yang dipinjam pinjamkan.

‘’Jangan se enaknya saja klalau bicara menuduh nuduh, padahal merekalah yang memegang anggaran itu dan merekalah yang membeli lahan itu (H. Didi dan H. Saomang),’’ ucapnya dengan nada keras.
Saat wartawan berantasnews investigasi ke lokasi pembangunan kantor Sekretariat KTNA dan dapat penjelasan dari salah satu warga sekitar bahwa bangunan dan lahan lokasi itu dirinya tidak tahu peruntukan dan pemanfaatannya karena sudah kurang lebih hampir tiga tahun begitu-begitu saja.

‘’Mohon ditelusuri pak masyarakat dibuat keder setelah ada bangunan yang tidak jelas sampai-sampai kalau malam itu jadi tempat pacaran anak- anak muda,’’ kesalnya.

Sementara itu sumber berantasnews yang layak dipercaya mengatakan, disinyalir ada oknum yang mengutak ngatik anggaran, sehingga pembangunan kantor Sekretariat jadi terhambat.

‘’Disini yang harus dipertanyakan persoalan dana pembelian lahan, pembangunan kantor Sekretariat tidak selesai ini ada apa,” tanyanya. (Budi/sur)

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS