Akibat Sering Membentak Anak

( Berantasnews ) – Membentak anak ataupun berteriak merupakan hal spontan yang biasa dilakukan orangtua untuk menunjukkan superioritasnya dan untuk menarik perhatian anak agar memperhatikan dan mendengarkan ucapannya.

Tahukah Anda, bahwa bentakan yang merupakan gelombang suara ini, bila disertai dengan gelombang emosi yang dihasilkan oleh otak kiri akan berkolaborasi menghasilkan gelombang baru dengan efek negatif. Efek ini bersifat destruktif terhadap sel-sel otak, terutama bagi anak yang menjadi sasaran bentakan tersebut.

Bila pada saat berlangsungnya bentakan, maka 1 milyar otak anak akan mengalami kerusakan, maka apakah yang terjadi apabila anak sering mendengar suara bentakan dari orangtuanya?

Dampak jangka panjang membentak anak :

1. Anak akan menjadi minder dan takut mencoba hal-hal baru.

2. Anak tumbuh menjadi pribadi yang peragu dan tidak percaya diri

3. Anak akan memiliki sifat pemarah dan egois

4. Anak cenderung memiliki sifat menantang, keras kepala dan suka membantah nasehat orangtua.

5. Anak akan memiliki pribadi yang tertutup

6. Anak cenderung apatis, dan tidak peduli terhadap lingkungan

Sebagaimana dialami Auby yang dipaksa dan dibentak ibunya hanya masalah sepele saja.
Selama beberapa hari seperti orang linglung, dimulai jumat sore Auby saya paksa mandi karna sudah sore & rencana mau ke JNE kirim paket, di kamar mandi dia bilang “Ga mau mandi, mau nenen aja mih” tapi terus saja saya paksa mandi sambil saya bentak “DIAM!!”

Setelah bentakan pertama itu dia cuma bilang “Dede sayang mamih” sambil mengelus-elus pipi saya, saya abaikan gitu aja, gada respon yg menunjukan perhatian/penghargaan atas apa yg sudah auby lakukan

Setelah beres mandi & saya ajak ke kamar, di kamar pun auby masih bilang “mau nenen aja mih” sambil nangis-nangis, kembali saya bentak “LEBAY!!” Sehabis itu dia diam & tidak menangis, dibawa ayahnya ke ruang tamu sambil nonton tv, tiba-tiba auby menunduk.

Ketika dibangunkan tubuhnya udah dingin, kaku & matanya melotot, dgn panik & tangis yg pecah saya peluk auby, saya bawa auby yg belum pake apapun ke RS, sepanjang jalan saya merasa menyesal, merasa takut, merasa bersalah, rasanya sakit melihat auby seperti itu, sepanjang jalan saya hanya bisa istigfar, minta maaf ke auby “Bangun De.. Dede mau nenen yaa gamau mandi?” itu kata-kata yg terus saya ulang.

Semua bayangan tingkah laku auby bagai roll film yg diputar ulang, bagai alarm untuk saya, bagai peringatan bagi saya, bagaimana bisa saya sebagai ibunya memperlakukan auby begitu, auby anak yg baik, penurut, tdk menyusahkan ibu bapaknya, bagaimana bisa saya perlakukan seperti kemarin??

Anak sebaik auby yg sampai di IGD dibiarkan menangis untuk memulihkan kesadarannya, pasang oksigen & cek darah, hanya bilang “sakit mih, udaaah.. Tolooong” saat dipasang infus hanya bilang “sakit mih..” yg bangun pagi cuma bilang “ini apa mih? Dede mau jalan-jalan aja” ya Alloh.. Teganya saya membentak & melihatnya penuh kebencian jumat sore itu..

Alhamdulillah.. Auby sudah pulih & sehat lagi, tdk ada gangguan medis apapun, hasil EEG nya pun bagus, petugas Lab nya hanya berpesan

“JANGAN BENTAK ANAK ANDA” sekesal apapun, pelajaran buat saya, 2 bentakan & tatapan kebencian dapat mencederai otak auby, dapat melukai hatinya, dapat menghancurkan perasaanya, saya janji pada diri sendiri tdk akan ada bentakan lagi, cukup sekali auby merasa hancur.

Auby hanya titipan, ketika saya perlakukan dia dgn tidak baik, sang empunya-Nya bisa mengambilnya kapan saja, Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan menjaga & merawat Auby, Alhamdulillah..

Mendidik anak dengan cinta dan kelembutan kadangkala tidak semudah mengucapkannya. Pola  dan tingkah laku anak sendiri kerap menjerumuskan orangtuanya untuk mengambil tindakan paling praktis yang bisa dilakukan.

Namun mengingat dahsyatnya dampak yang bisa diakibatkan oleh bentakan yang berkelanjutan dalam jangka panjang ada baiknya, kita berusaha untuk meminimalisir membentak anak.

Mungkin Anda bisa mengikuti tips berikut :

1. Jangan terpengaruh untuk menghentikan teriakan anak dengan bentakan yang lebih hebat.

2. Sebelum membentak anak, ingatlah, bahwa anak adalah peniru ulung. Ia akan meniru setiap serpihan kata-kata yang kita teriakan di benaknya.

3. Ingatlah, kepribadian anak di masa depan adalah hasil bentukan kita di masa sekarang.
Segeralah mengubah posisi tubuh anda, seperti dari berdiri menjadi duduk. Hal ini akan menurunkan ketegangan emosi anda.

4. Palingkan sejenak wajah anda dari anak yang telah membuat dada anda terasa meledak.

5. Tarik napas dan hembuskan pelahan sambil memejamkan mata.
Hal ini akan membuat dada yang sesak terasa longgar dan lapang.

CATEGORIES
TAGS
Share This