Kasus DBD di Solo Merenggut 1 Anak Meninggal Dunia

Solo – berantasnews. Dalam 7 pekan pertama di tahun 2016, Efy S Pertiwi mencatat ada 46 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan 1 kasus meninggal dunia. Padahal di 2015 hanya terdapat 57 kasus sepanjang tahun.

“Pada pekan pertama hingga ketiga tahun ini, jumlah kasus DBD hanya delapan. Peningkatan kasus mulai terjadi di pekan keempat,” kata Efy S Pertiwi, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, seperti dikutip pada Rabu (24/2/2016).

“Pada pekan ketujuh telah terjadi 46 kasus, satu di antaranya meninggal dunia. Dari 46 kasus, 39 kasus diderita oleh anak-anak. Termasuk penderita yang meninggal adalah penderita anak-anak dari Kelurahan Mojosongo,” lanjutnya.

DBD di Kota Solo tersebar terdapat di 12 kelurahan. Mojosongo menjadi salah satu kelurahan endemis DBD dengan angka kasus tertinggi yaitu 16 kasus, disusul Kelurahan Kadipiro dengan 14 kasus. Kelurahan Penumping, Purwosari, Tipes, Jebres, Pucangsawit dan Banyuanyar masing-masing dua kasus. Sedangkan Kelurahan Bumi, Panularan, Danukusuman dan Nusukan masing-masing satu kasus.

“Tahun lalu, jumlahnya mencapai 57 kasus dengan nol kasus meninggal dunia. Tren angka kasus DBD masih terus naik dan diperkirakan puncaknya terjadi pada Mei mendatang,” tambah Efy.

“Kami meminta seluruh warga mewaspadainya. Kami juga telah melayangkan surat edaran kepada seluruh kelurahan untuk meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing,” pungkas Efy.

CATEGORIES
Share This

COMMENTS