Kemah Pancasila Pelajar Indonsia Berlangsung Sukses

Event akbar yang baru kali pertama digelar bertajuk Kemah Pancasila Pelajar Infonesia KPPI tanggal 13 – 14 – 15 Desember 2019 di Watu Tapak Camp Hill Tebing Breksi Prambanan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta berlangsung sukses dan semarak.

KPPI diikuti 344 orang peserta pelajar Sekolah Menengah Atas / Sekolah Menengah Kejuruan SMA/SMK dari 30 kota se Indonesia yakni Lampung, Gorontalo, Jakarta, Banten, Bekasi, Cirebon, Tegal, Brebes, Pekalongan, Kendal, Batang, Banyumas, Tasikmalaya, Cilacap, Purbalingga, Blora, Temanggung, Purworejo, Magelang, Klaten, Boyolali, Sragen, Ngawi, Wonogiri, Jember, Surabaya, Situbondo, Malang, Lumajang dan Pasuruan.

Selama tiga hari mereka digembleng dengan materi bermuatan nilai-nilai Pancasila dengan beragam metode edukasi menarik. KPPI terselenggara atas kerjasama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP dengan Komunitas Rejomulia didukung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Dikpora DIY.

KPPI dibuka Jumat (13/12) siang oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Paduka Alam X. Dalam kata sambutannya mewakili Gubernur DIY, beliau mengapresiasi gelaran kemah Pancasila pelajar Indonesia sebagai metode alternatif yang tepat untuk memperkuat persektif idiologis kalangan pelajar. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. Hadir pula Komandan Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI Mohammad Zamroni dan Galuh Ibrahim mewakili Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

KPPI diisi dengan beragam kegiatan. Hari pertama hadir narasumber budayawan Achmad Charris Zubair. Ia membawakan materi tentang pembudayaan nilai Pancasila dalam praktek kehidupan sehari-hari. Ia tampil bersama Clara Sumarwati, pendaki perempuan pertama Indonesia yang berhasil menjejakkan kaki di gunung Everest. Clara berbagi pengalaman dalam dunia petualangan alam dan motivasi berprestasi. Malam hari pertama hadir narasumber kepala pusat studi Pancasila Ir. Lestanta Budiman. Sesi hari pertama ditutup dengam tugas membuat papper pribadi dengan tema Pancasila dan bela negara.

Aktivitas pagi hari kedua Sabtu (14/12) diawali olah raga. Sesi selanjutnya diisi materi diskusi kelompok soal kepemimpinan dengan fasilitator Widihasto Wasana Putra, Nico Langgeng dan Nana Je. Dilanjut sesi diskusi dengan narasumber dari BPIP yakni Irene Camelyn Sinaga, Toni Agung Arifianto, Tri Purno Utomo dan Suharno.

Sesi siang peserta melakukan eksplorasi nilai Pancasila dengan tema “Pancasila Jaga Kita, Kita Jaga Pancasila.” Peserta diajak melakukan aksi sosial bersih lingkungan di wilayah desa Sambirejo Prambanan. Sore hari peserta terlibat dalam eksplorasi patung dan kaleng rombeng untuk membuat diorama dalam praktek berpancasila.

Malam hari peserta menggelar pentas seni. Tampil kesenian dari kelompok peserta seperti tari, musik, pencak silat, reog, puisi dan drama. Meski dipersiapkan singkat namun penampilan para pelajar cukup memukau dan menghibur. Acara ditutup dengan api unggun dan renungan malam yang dibawakan Agus Adi Setyabudi seorang ahli hypnotherapi. Peserta dibawa dalam alam permenungan soal kondisi bangsa dan tugas kebangsaan bagi generasi muda.

Hari terakhir Minggu (15/12) pagi diisi materi pertemanan berkharakter dan pemimpin sebaya oleh narasumber Selvi Dewajani dan Dr. Wulan Saptandari. Dilanjut materi dari BPIP disampaikan Aris Utomo.

Sesi siang tampil narasumber anggota dewan pengarah BPIP Romo Benny Susatyo Pr menyampaikan materi untuk mengarus utamakan nilai-nilai pancasila dalam ruang publik. Peserta dimotivasi untuk terus berkreasi dan berinovasi melalui beragam karya seperti film, meme, desain serta produk kreativitas lainnya guna menciptakan tata dunia baru yang berkeadilan sesuai nilai-nilai Pancasila.

Menurut Romo Benny kalangan milineal yang berjumah 120 juta memiliki potensi luar biasa menggerakkan masyarakat lewat teknologi komunikasi. Sehingga diharapkan para pelajar dapat menjadi agen social of change menuju Indonesia.

“Kalangan milineal harus terus diajak dan diperkuat kesadaran ideologisnya agar berperan aktif dalam memerangi ideologi kekerasan, hoax, ujaran kebencian lewat postingan di sosial media yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ujar Romo Benny.

Gelaran KPPI cukup mewarnai sosial media. Di kanal instagram postingan dengan tagar #KemahPancasila2019 pada Jumat (15/12) pukul 13.00 sudah hampir mencapai 2.000 postingan foto.

Seorang peserta Viki Yudianto siswa SMK Pancasila Paranggupito Wonogiri Jawa Tengah mengaku senang dapat berkesempatan mengikuti KPPI. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi sarana membangun mental maupun karakter yg baik guna menunjang prestasi.

Para peserta KPPI menelurkan rencana tindak lanjut dengan membentuk jejaringan pelajar Pancasila di tiap daerah yakni Jakarta, Banten, Jawa Barat bagian utara, Jawa Barat bagian selatan, DIY serta Jawa Timur bagian utara dan selatan. Akan dipilih dua orang koordinator yang diharapkan ikut dalam gelaran KPPI selanjutnya.

(Widihasto Wasana Putra/Penggiat Rejomulia/Ketua KPPI2019)

CATEGORIES
TAGS
Share This