Pengamat : Penambahan Jabatan Presiden Dinilai Irasional

Jakarta – Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie mengatakan wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode merupakan usulan irasional. Pengusul wacana ini dianggap ingin kembali ke Orde Baru.

“Ini penggorengan politik irasional. Maunya kembali ke zaman Orba lagi. Kalau tiga periode, 15 tahun (presiden berkuasa) nanti bisa ke arah otorirer dan diktator,” kata Jerry di Jakarta, Senin, 2 Desember 2019.

Jerry menuding pengusul pertama wacana ini berbicara tanpa berpikir. Mereka dinilai tak menimbang dan mengkaji secara matang usulan tersebut. Usulan wacana itu pun sebatas sensasi politik.

Jerry menganggap isu ini untuk mengecoh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pengusul wacana pun disebut ingin membuat publik gaduh.

“Memang isu MPR akan memilih lagi presiden dan isu jabatan presiden tiga periode lagi bikin publik bingung,” jelasnya.

Presiden Jokowi sudah angkat bicara terkait wacana ini. Kepala Negara geram dengan pihak yang mengusulkan wacana tersebut. Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan kegeraman Jokowi wajar terjadi. Jokowi ingin menjelaskan sikapnya kepada publik.

“Jokowi ingin meluruskan bahwa ide penambahan masa jabatan itu bukan dari dirinya. Jadi, dia tidak ingin citra buruk menerpa dirinya saat ini,” tutur Hendri.

Presiden Jokowi menyebut usulan penambahan masa jabatan dan pemilihan presiden melalui MPR memiliki tiga makna. Jokowi menganggap pengusul wacana itu ingin mencoreng mukanya.

“Ada yang ngomong presiden dipilih MPR, (penambahan masa jabatan presiden) tiga periode. Itu, satu ingin menampar muka saya, kedua ingin cari muka, ketiga ingin menjerumuskan. Itu aja,” kata Jokowi saat berdialog dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta. ( red )

CATEGORIES
TAGS
Share This