Sudah Saatnya Pemerintah Harus Perhatikan KUD

Jakarta – Pusat Koperasi Unit Desa menggelar acara dengan bertemakan “Temu Usaha Induk KUD & Mitra 2016”, di Hotel Milenium, Senin (19/12/16).

Untuk menjawab peluang dan tantangan di tahun 2017, Pusat KUD, KUD, Puskoppas DKI, Koppas, KSU dan PUSKSU DKI bekerjasama dengan para investor luar negeri.

Ketua Umum induk KUD, Herman Yosef Loli Wutun mengatakan, “Jadi kita melakukan temu usaha ini ialah dalam rangka melakukan sosialisasi kepada seluruh induk KUD yang ada di daerah-daerah, yang terdiri dari puskud-puskud seluruh provinsi dan ada 2 pusat koperasi di DKI Jakarta antara lain. Koperasi serba usaha dan pusat koperasi pasar DKI Jakarta,” ujar Herman.

Kita yang beranggotakan 31 anggota, dimana dari bisnis ini kita mempresentasikan beberapa kemungkinan usaha untuk dikerjasamakan ke setiap daerah-daerah.

“Yang pertama mempresentasikan pabrik kelapa sawit, kita tahu pabrik kelapa sawit selama ini yang ada di dunia ini yang paling kecil itu minimal 30 ton perjam, yang paling besar 90 ton perjam. Yang punya jaringan induk KUD ini hanya 2 ton perjam. Itu kecil sekali, kenapa kita bikin skala yang sangat kecil ini sebenarnya untuk memberi solusi kepada petani-petani yang terpencil, yang tergabung di KUD-KUD yang jauh dari pabrik kelapa sawit yang besar,” Lanjutnya.

Seperti daerah Sumatera kalau dia sudah diatas 100 meter jarak tempuhnya, itu biasanya mutu kelapa sawitnya merasa terganggu karena jarak tempuh yang jauh.
Yang kedua ongkos angkatnya tinggi karena itu kami mempunyai ide dan gagasan untuk membuat pabrik kelapa sawit yang kecil sehingga bisa menjangkau petani-petani di daerah.

Herman Yosef Loli Wutun berharap, “anggota juga salah satunya jangan berhenti di CPOnya atau minyak mentahnya, kalau bisa diolah sampai bahan jadi contohnya minyak goreng,” harapnya.

Yang kedua mempresentasikan peternakan ayam dan kita kerjasama dengan ISE food grup dari jepang, ISE food sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan ayam terbesar di jepang bahkan didunia karena kualitas dan juga mutunya. Dan mereka juga telah membuka cabang di Indonesia, dan dalam kerjasama dengan induk KUD ini ada 3 unit bisnis yang akan dikembangkan bersama para investor yaitu, 1 pakan ternak karena mutu pakan menentukan mutu telur, sebab kalau mutu pakannya ditangani tidak serius otomatis telurnya juga tidak bagus.

Yang ke 2 ialah ayam dan 3 mikro finance, mereka juga akan terlibat dalam mekanismenya sekaligus mengontrol.

Mereka masuk dengan pendanaan teknologi dan juga pasar sedangkan kita menyiapkan SDA dan tenaga kerja yang akan kita sinergikan.

“Saya juga memberikan catatan kritis untuk para investor, kalau para investor datang jauh-jauh datang hanya untuk mencari keuntungan lebih baik cari jalur lain saja, karena bagi saya bagaimana meningkatkan para peternak juga nelayan,” tegas Herman.

Sebab ujung tombak ekonomi rakyat ialah terdapat di KUD, karenanya kita ingin diberi peran. Pasalnya KUD sendiri ialah 1 organisasi bisnis atau badan usaha milik orang-orang kecil. Pemerintah harus memberi ruang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat untuk bergabung dalam KUD ini dan harus difasilitasi.
Pemerintah kini sudah tidak care lagi. Kalau pemerintah mau, berikanlah 1 juta ton pupuk, karena pendapatannya pupuk kalau tidak salah 10 juta ton dan kalau kasih KUD 1 juta ton hanya 10%nya saja.

Dan pemerintah selalu beralasan banyak, kalau pemerintah mau kita bisa bantu untuk mengontrol dan sekarang kan sudah eranya globalisasi untuk sistem kan sudah online.
Padahal sudah berbagai cara kita lakukan maka dari itu kami mengajak investor luar dengan maksud untu meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Herman juga menegaskan kembali pada investor, “kalau petani daya belinya sudah bagus, pasti keuntungan besar pun didapat dan jangan menganggap petani sebagai kuli, kita bersama petani sebagai mitra kerja dan mereka sepakat dengan pola yang kita tawarkan,” pungkasnya.

Adapun investor-investor yang hadir antara lain dari, China, Jepang, Malaysia, Taiwan dan Korea. (Elwan)

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS