Kapolri Bersama Panglima TNI Kunjungi Korban Gempa di Lombok NTB

Jakarta – Kapolri Jenderal Polisi Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.IP, didampingi Menteri Kesehatan Dr. Nila Djowita Moeloek dan pejabat utama TNI-Polri lainya bertolak ke Lombok NTB dalam rangka meninjau Korban Gempa Bumi yang terjadi Minggu (5/8/2018),
Rabu (8/8/2018) pukul 08.00 WIB.

Tiba di bandara Internasional Praya Lombok, rombongan Kapolri disambut Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.Sos, Kapolda NTB Irjen Pol Drs.Achmat Juri, M.Hum dan Forkopimda. Kemudian menuju Posko Koramil Lombok Utara untuk meninjau lokasi dan kondisi yang terkena dampak gempa.

Kegiatan diawali dengan pemaparan situasi terkini oleh Dan Satgas Tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi Kolonel Czi Rizal Ramdani dilanjutkan dengan pengarahan Panglima TNI.

Dalam arahannya Panglima TNI menyampaikan, hari ini banyak bantuan yang datang saya minta untuk di datakan kemudian di gudangkan distribusikan sesuai kebutuhan secara merata, masyarakat sangat butuh tenda. Lanjut Panglima TNI, Komandan satgas untuk memfasilitasi masyarakat yang membutuhkan rumah sakit, dokter apa saja yang dibutuhkan, dan obat-obatan.

Panglima TNI mengatakan,yang paling dibutuhkan saat ini adalah alat berat manfaatkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk mendatakan keluarganya libatkan kepala desa dan lurah. Banyak tempat wisata yang ditinggalkan oleh ownernya unsur keamanan yang menjaga jangan sampai dirusak dan dijarah barang-barangnya.

“Datakan jumlah rumah dan bangunan yang rusak dan jumlah korban yang meninggal maupun yg  belum kembali. Terkait MCK dan air bersih saya sudah memerintahkan Yonzipur dan Yonzikon untuk mengecek dan memperbaiki,” kata Panglima TNI.

“Kebutuhan logistik bisa di drop melalui halim dan akan dikirim lewat hercules, untuk Basarnas saya minta untuk membawa alat potong baja, alat berat dan seluruh alat dikerahkan kesini,” ucap Panglima TNI.

“Untuk heli gunakan sebagai evakuasi yang tidak bisa di jangkau segera angkut bawa langsung ke KRI soeharso atau rumah sakit daerah,” tegas Panglima TNI.

“Kemarin saya mengirim HT satelit karena disini tidak ada BTS, terimakasih kepada semua unsur yang terlibat dan KRI Banda Aceh dan KRI Surabaya bisa di set up sebagai rumah sakit,” ucap Panglima TNI.

Panglima TNI menyampaikan, semua sudah tergelar yang belum adalah kodalnya belum terbentuk sehingga semua 1 komando.

Kapolri mengatakan, Polri sebelumnya telah menerjunkan 460 personel yang tergabung dalam Satgas operasi Aman Nusa II yang terdiri dari anggota Brimob dan petugas kesehatan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana gempa.

“Mereka dibekali dengan Sarana dan Prasarana antara lain Motor Trail ,  Mobil Double Cabin dan dilengkapi Tenda untuk pengungsi, Repeater Mobile, Alkom, Velbed, MTP ( malanan tambahan Polri), dan obat-obatan,” ucap Kapolri.

Lanjut Kapolri, Selain itu juga membawa genset untuk penerangan disana, mengingat seluruh aliran listrik terputus akibat gempa.

Kapolri menegaskan,libatkan tim pusdokes Polri tim DVI polri sebelum korban meninggal dikuburkan ambil sampel post mortemnya jadi ketika keluarganya datang tidak lagi ada pembongkaran makam.

“Tujuan bantuan dapat tepat sasaran kami dari TNI-Polri siap memback up sepenuhnya, bangunan yang rusak diinventarisir mana yang rusak ringgan dan rusak berat”, ucap Kapolri.

Kapolri menambahkan bahwa yang mengetahui apa kebutuhan yang sangat urgent bagi warga yang terkena gempa Lombok tentunya para pejabat setempat setelah inventarisasi dari warga melalui personil personilnya sehingga pemerintah pusat akan mengirimkan barang barang yang memang urgent dibutuhkan warga.

Dalam sambutannya TGB menyampaikan atas nama seluruh masyarakat NTB menyampaikan terimakasih atas perhatian Panglima, Kapolri dan Ibu Menkes. Ada 3 kecamatan yang belum bisa di evakuasi dengan tingkat kerusakan paling berat karena paling dekat dengan sumber gempa.

Untuk kebutuhanya pun berbeda dengan daerah lain ( Gangga, Kayangan dan Bayan ) Karena sampai saat ini belum bisa di evakuasi dan kami membutuhkan alat berat eskavator dan kami butuh personel evakuasi dan set up lokasi penampuangan.

Selai itu kami sangat butuh MCK karena diare sudah mulai terjangkit kepada masyarakat yang ada di penampungan. Minggu depan kami harap sudah bisa masuk ke tahap rekonstruksi.

Dalam sambutannya Menkes Dr. Nila Djowita Moeloek mengatakan, luka yang paling banyak dialami oleh korban adalah patah tulang dan jumlah jenazah yang saat ini sudah kami terima sebanyak 9.

Kami sangat terbantu karena adanya KRI Soeharso yang dapat melaksanakan operasi diatas kapal, terkait air bersih ini harus di koordinasikam dengan Menpepura karena ini bukan tugas kami untuk membuat sanitasi. Selain itu perlunya penyembuhan trauma healing.

Kemudian rombongan meninjau tenda pengusian, ruang operasi, ruang rawat dan trauma healing.

Setelah itu rombongan meninjau Polsek Gangga Polres Lombok Utara meninjau dapur umum dan kondisi bangunan polsek, kemudian bertolak ke KRI Soeharso dengan menggunakan heli untuk meninjau rumah sakit apung dan korban gempa dilanjutkan dengan peninjauan jalur udara.

Kunjungan diakhiri dengan mengunjungi korban gempa di rumah sakit daerah propinsi NTB dan bertolak menuju Jakarta. ( red )

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS