Mendag Rangkul Peternak dan Pelaku Usaha Upayakan Harga Daging Ayam Ras dan Telur Turun

Jakarta – Pemerintah mengadakan pertemuan dengan para peternak dan pelaku usaha untuk mengupayakan agar harga daging ayam ras dan telur turun. Pertemuan yang dipimpin Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

“Menyikapi kondisi fluktuasi harga daging ayam ras dan telur yang meningkat belakangan ini, Kementerian Perdagangan merangkul para peternak dan pelaku usaha agar harga daging ayam ras dan telur turun,” jelas Mendag saat memberikan keterangan persnya usai rapat berlangsung.

Dalam penjelasannya, Mendag mengimbau dengan tegas kepada para pelaku usaha untuk tidak mengambil tambahan keuntungan dari kondisi ini. “Kami meminta para pelaku usaha dan distributor untuk membatasi keuntungan dan mendaftarkan usaha distribusinya,” tandas Mendag.

Mendag dan para pemangku kepentingan menargetkan harga daging ayam ras dan telur harus dapat turun secara bertahap dalam seminggu ke depan. “Kami sepakat untuk memberi batas waktu selama satu minggu agar harga dapat turun secara bertahap. Jika tidak terjadi penurunan, maka Kemendag
akan menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan intervensi pasar,” ungkapnya.

Beberapa langkah jangka pendek yang akan diambil, lanjut Mendag, antara lain dengan meminta integrator untuk mengeluarkan stoknya dan melakukan penjualan langsung di pasar. Sedangkan untuk jangka menengah, akan disusun peta jalan (roadmap) pemasukan impor grand parent (GP) setelah Kementerian Pertanian memperoleh data yang valid. “Data ini akan menjadi dasar
bagi Pemerintah untuk menetapkan kebijakan yang akan diambil dan menjaga ketersediaan pasokan sehingga harga dapat terjaga stabil,” jelasnya.

Faktor Penyebab Kenaikan Harga
Mendag menjelaskan bahwa kenaikan harga daging ayam ras dan telur disebakan tingginya permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh pasokan yang ada. Tingginya permintaan disebabkan atas
berbagai momen, seperti libur sekolah hingga euforia sepak bola dunia. Sementara itu, rendahnya pasokan juga disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti gangguan
produktivitas, cuaca ekstrim, serta harga pakan yang mahal dikarenakan adanya komponen impor yang terpengaruh atas kurs dolar Amerika Serikat yang terus menguat atas rupiah. Keputusan untuk
mengurangi kadar obat-obatan agar lebih sehat, terutama antibiotik, juga ternyata memberi risiko lebih besar terhadap jumlah kematian ayam ras.

“Faktor-faktor itulah yang kemudian terakumulasi sehingga menyebabkan meningkatnya harga daging ayam ras dan telur. Namun, Kementerian Perdagangan dan para pemangku kepentingan terkait
berupaya memberikan solusi terbaik agar harga daging ayam ras dan telur dapat kembali terjangkau oleh masyarakat,”
pungkas Mendag. (NANGGAR GINTING)

CATEGORIES
TAGS
Share This